Studi Komparasi Cool Japan dan Korean Wave di Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.24843/Abstract
AbstrakCool Japan dan Korean Wave merupakan dua fenomena budaya populer yang memiliki pengaruh yang signifikan pada masyarakat Indonesia. Kendati demikian, terdapat perbedaan dan karakteristik tersendiri yang kemudian berimplikasi pada dominasinya. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan strategi diplomasi publik antara Cool Japan dan Korean Wave di Indonesia. Penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pendataan studi pustaka. Berdasarkan analisis konsep soft power dan diplomasi publik, didapati bahwa Korean Wave menunjukkan pengaruh yang lebih unggul. Indikatornya dilihat dari jumlah wisatawan, penggemar dan devisa dari produk budaya populer Korea Selatan yang angkanya lebih besar dibandingkan Jepang. Melalui pijakan dimensi news management, strategic communication, dan relationship building dalam diplomasi publik, keunggulan tersebut tercipta dari agenda setting Korean Wave, antara lain menyesuaikannya dengan tren dan preferensi lokal (Indonesia), kolaborasi, keaktifan serta variasi konten budaya dari kreator asal Korea Selatan (non state actor). Sedangkan untuk Cool Japan, konten budaya dan keterlibatan aktor non-negara cenderung terbatas dan pasif. Namun keduanya, baik Cool Japan dan Korean Wave telah berhasil membangun citra di kalangan masyarakat Indonesia dan memiliki hubungan diplomatik yang kuat dengan pemerintah Indonesia.
Kata-kunci : Cool Japan, Diplomasi Publik, Indonesia, Korean Wave, Soft power
Abstract
Cool Japan and the Korean Wave are two popular cultural phenomena that have significant influence on
Indonesian society. However, there are distinct differences and characteristics that impact their dominance.
This research aims to compare the public diplomacy strategies between Cool Japan and the Korean Wave in Indonesia. The author employs a descriptive qualitative method with literature study data collection techniques. Based on the analysis of soft power and public diplomacy concepts, it is found that the Korean Wave demonstrates a superior influence. Indicators include the number of tourists, fans, and revenue from South Korean popular cultural products, which are significantly higher than those from Japan. Through the dimensions of news management, strategic communication, and relationship building in public diplomacy, this superiority is achieved from the Korean Wave’s agenda setting, which includes adapting to local (Indonesian) trends and preferences, collaboration, active engagement, and the variety of cultural content from South Korean creators (non-state actors). In contrast, Cool Japan's cultural content and involvement of nonstate actors tend to be limited and passive. Nevertheless, both Cool Japan and the Korean Wave have successfully built an image among the Indonesian public and have strong diplomatic relations with the Indonesian government.
Keywords : Cool Japan, Indonesia, Korean Wave, Soft power, Public Diplomacy