GAMBARAN TINGKAT DAN TUNTUTAN STRES AKADEMIK MAHASISWA BARU TAHUN PERTAMA PSSKPPN DALAM MENJALANI SEMESTER AWAL
DOI:
https://doi.org/10.24843/coping.2025.v13.i01.p15Keywords:
keperawatan, mahasiswa baru, stres akademik, tingkat stres, tuntutan stresAbstract
Mahasiswa PSSKPPN Universitas Udayana semester awal mengalami tingkat stres akademik yang cukup tinggi sehingga memerlukan perhatian yang lebih. Faktor-faktor penyebab mahasiswa mengalami stres disebabkan oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat dan tuntutan stres akademik mahasiswa baru tahun pertama PSSKPPN di Universitas Udayana. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif observasional. Responden penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun pertama PSSKPPN di Universitas Udayana sejumlah 84 responden. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Probability Sampling dengan menggunakan metode Simple Random Sampling. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua instrumen pengambilan data menggunakan kuisioner Perception of Academic Stress (PAS) dan kuisioner Student-Life Stress Inventory (SLSI). Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berusia 19 tahun sebanyak 62 orang (73,8%), dan didominasi oleh perempuan sebanyak 75 orang (89,3%). Hasil penelitian mengenai tingkat stres akademik mahasiswa sebagian besar responden memiliki tingkat stres akademik sedang sebanyak 59 orang (70,2%), tingkat stres akademik tinggi sebanyak 24 orang (28,6%) dan tingkat stres akademik rendah sebanyak 1 orang (1,2%). Dan hasil dari tuntutan stres akademik mahasiswa yaitu tinggi, mahasiswa mengalami frustasi dalam kategori tinggi sebanyak 44 orang (52,4%). Pada indikator konflik menunjukkan, sebagian besar mengalami tuntutan stres akibat konflik yang tinggi sebanyak 72 orang (85,7%), kemudian 72 orang (85,7%) mengalami tuntutan stres akibat tekanan dalam kategori tinggi. Sedangkan sebanyak 47 orang (56%) mengalami tuntutan stres akibat perubahan dalam kategori tinggi, serta sebanyak 43 orang (51,2%) mengalami tuntutan stres pemaksaan yang tinggi juga. Dari data ini, dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa mengalami tuntutan stres akibat konflik dan tekanan. Dari temuan tersebut disarankan mahasiswa dapat menerapkan strategi koping stres.